KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kami panjatkan ke Hadurat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada hambanya,
sehingga kami dapat menyajikan buku “Seni Tari” ini kepada para
pembaca.
Buku Seni Tari ini disusun terutama untuk menunjang
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2004 Sekolah Menengah Kejuruan Seni Pertunjukan. Buku ini dapat
digunakan siswa untuk menggali dan meletakdasarkan pengetahuan
tentang tari agar mereka dapat menjadi tenaga yang profesional dan
siap pakai pada mampu terjun di kalangan masyarakat. Melalui buku
ini siswa dapat mengembangkan pengetahuannya di bidang tari
sebagai bekal penunjang kemampuannya, dan untuk menghadapi
era teknologi dan informasi yang makin meng “global”.
Penetapan penulisan buku ini adalah sebagai alternatif
dalam upaya pengembangan wawasan dan pengetahuan tentang
tari khususnya hubungannya dengan pendidikan tari. Materi yang
disajikan lebih ditekankan pada teori semi praktis diharapkan agar
mudah dipahami. Oleh karena itu, buku ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca.
Penyusunan buku ini pada dasarnya mengacu pada
beberapa sumber, data-data dokumen bidang tari, serta
pengetahuan yang dimiliki penulis selama menekuni bidang tari.
Secara kolaboratif, dasar penetapan penulisan buku mendapat
amanah tentang misi bahwa sistem pendidikan Nasional yang
dikembangkan di Indonesia masih kurang menaruh perhatian
terhadap out, sehingga penafsiran terhadap komponen pendidikan
membias untuk ditafsirkan.
Dalam rangka pengembangan ke arah tujuan yang
diharapkan, maka secara konseptual buku ini disusun berdasarkan
konsep penulisan yang dari apa yang harus dikuasi oleh peserta
didik, pecinta tari, anak yang belajar tari. Dengan munculnya
pertanyaan dasar tersebut maka penulis mengidentifikasi beberapa
kemungkinan yang dapat dijadikan bahwa sebagai kajian untuk
menulis buku yang dibutuhkan peserta didik, pecinta tari, dan anak
yang belajar menari sebagai obyek.
Tahap awal yang telah teridentifikasi adalah bahwa yang
dibutuhkan oleh obyek adalah pengetahuan tentang wawasan tari,
bagaimana cara bergerak efektif dan efesien, cakupan pengetahuanSENI TARI
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008
Direktur Pembinaan SMK
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
PETA KOMPETENSI ......................................................................... iv
DAFTAR ISI .........................................................................................v
BAB I ...................................................................................................1
WAWASAN SENI ................................................................................1
A. KEBUDAYAAN DAN PERMASALAHANNYA .................................1
B. PENGERTIAN KESENIAN ..............................................................5
C. WAWASAN SENI DAN PROSES KREATIF, SERTA
PENDIDIKAN KESENIAN ..............................................................8
D. PENGERTIAN TARI ......................................................................19
1. Gerak................................................................................. ………..22
2. Ruang................................................................................ ………..36
3. Waktu ..............................................................................................40
4. Tenaga ............................................................................................42
5. Ekspresi ..............................................................................………45
BAB I
WAWASAN SENI
A. Kebudayaan dan Permasalahannya
Budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi bermakna akal
dan batin yang digunakan untuk menimbang perbuatan baik dan
buruk, benar dan salah. Makna perbuatan di dalamnya dilihat dari
watak, perangai, tabiat, akhlak perbuatan baik dengan ikhtiar.
Di sisi lain, daya mengandung arti tenaga, kekuatan, pengaruh,
cara atau jalan akal dalam berikhtiar. Dengan demikian budaya
berarti kekuatan yang mendorong seseorang untuk bertabiat baik,
benar dengan melalui cara-cara yang dapat menimbang perbuatan
yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Pakar budaya Kuntjoroningrat dalam buku Simbolisme
Budaya Jawa yang dikutip Budiono H, menyatakan bahwa kata
budaya berasal dari bahasa Sansekerta (bhuddhayah) adalah
bentuk jamak dari buddi yang berarti budi dan akal. Selanjutnya,
Koencoroningrat menguraikan dan menjabarkan bahwa kebudayaan
terdiri dari tujuh unsur universal dan terdiri dari aspek-aspek sebagai
berikut di bawah ini.
Tujuh (7) unsur kebudayaan adalah sebagai berikut:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan,
2. Sistem dan organisasi kerjasama,
3. Sistem pengetahuan,
4. Bahasa,
5. Kesenian,
6. Sistem mata pencaharian hidup,
7. Sistem teknologi dan peralatan,
Para siswa yang kami sayangi, mengacu pada ke tujuh unsur
kebudayaan tersebut di atas, salah satu yang akan dibahas dalam
buku ini adalah kesenian. Kesenian khususnya menyangkut salah
satu aspek seni yakni seni tari.
Kesenian dalam bentuk kegiatan merupakan budi daya
manusia. Kesenian merupakan perwujudan gagasan-gagasan
tradisional yang diperoleh secara historis.
B. Pengertian Kesenian
Para siswa yang bahagia, dalam banyak buku antropologi
disebutkan bahwa salah satu cabang kebudayaan adalah kesenian.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa kebudayaan sebagai
keseluruhan cara hidup manusia, dalam bentuk warisan sosial yang
diperoleh seseorang dan kelompoknya serta merupakan bagian
yang dianggap jamak bagi lingkungan dan komunitasnya harus
diwariskan. Hal tersebut berhubungan dengan penjabaran konsep
dan replika penciptaan manusia.
Menurut Kuncoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam
tiga sistem, yakni pertama sistem budaya yang lazim disebut adatistiadat.
Kedua sistem sosial yang merupakan suatu rangkaian
tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, system teknologi
sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan
jasmaniahnya.
Bagaimana manusia menghargai ketiga sistem di atas, pada
sesungguhnya manusia itu sendiri butuh aktivitas demi menjamin
terpenuhinya kebutuhan. Hal penting yang diperlukan untuk
menyatakan maksud adalah peran fungsi budaya dalam tatanan
kehidupan secara lahiriah dan batiniah.
Cabang Kesenian (Jenis-jenis Seni):
1. Seni rupa,
2. Seni musik,
3. Seni tari,
4. Seni teater,
5. Seni kerajinan,
6. Seni berwawasan teknologi
7. Seni-seni lainnya.
1. Seni Rupa,
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa
memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur
rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk
gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan
multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa
adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis,
kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan
memahami dan berkarya grafis, kemampuan memahami dan
membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan
berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini pada
dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang
mampu menguasai bidang kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan
dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu
bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan
wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan
dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada
bagian atas.
Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara
sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar
perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud
mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar,
lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan
dengan unsur cabang kesenian.
2. Seni Musik,
Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain
dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud
sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan
instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik
Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik
tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong,
gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba.
Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum,
musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari
seni musik meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik,
pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan
seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat.
Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi,
kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir
dalam banyak alat atau instrumen secara terampil, serta
kemampuan memahami dan membuat multimedia.
Seni musik yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai
medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur,
bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada
eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun
harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas
masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis,
eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan
musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada.
Seni musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance
hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang
berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi,
interval, dan harmoni secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya.
Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi
dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan
kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab
itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara
penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton.
Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami,
dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik
dengan penghayat musiknya.
3. Seni Teater,
Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan
memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan
membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang
casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata
teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai
perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar
dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara
teknis dalam berkarya teater.
4. Seni Tari,
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak
yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi
sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu
dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan,
kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau
penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup
praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari
tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan
tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan
memahami dan berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan
khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain
diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan
aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern.
kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia
hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya
manusia dalam adaptasinya dengan teknologi.
Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta
diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari
untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai
salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud
performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual
masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu
penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol
dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis
tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk
dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian
tersebut berasal.
D. Pengertian Tari
Para siswa yang budiman, perlu kami jelaskan di sini bahwa
di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang pengertian tari.
Pendapat tentang tari tersebut mendefinisikan, bahwa secara
simulasi memiliki pengertian beragam.
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk
gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta (Haukins:
1990, 2). Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga
dikemukakan oleh La Meri, di sini ungkapan dimaksud lebih diubah
proporsinya menjadi bentuk obyektif.
Di sisi lain diungkapkan oleh Soedarsono, tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang
indah. Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih
berirama. Porsi alur gerak anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi
musik atau gamelan. Di mana bunyi gamelan diatur oleh irama yang
sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Soeryodiningrat).
Dalam koridor yang tetap berorientasi pada gerak Curt Sach
menjelaskan bahwa tari merupakan gerak yang ritmis. Apabila dikaji
secara menyeluruh, dapat diosimpulkan bahwa tari adalah gerak
ritmis yang indah yang diiringi musik dan membentuk kesatuan
maksud yang dapat digunakan untuk menjelaskan makna yang
menyusunnya.
Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak secara
aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan
waktu. Oleh sebab itu, tari secara umum merupakan bentuk
penjabaran dari gerak, ruang, tenaga, dan waktu.
Tari secara prinsip banyak diasumsikan oleh banyak
kalangan sebagai cabang seni yang memiliki elemen dasar berupa
gerak. Tari secara akumulatif adalah keindahan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah.
1. Gerak
Unsur utama tari adalah gerak. Gerak pada dasarnya
merupakan fungsionalisasi dari tubuh manusia (anggota gerak
bagian kepala, badan, tangan, dan kaki), ruang secara umum (ruang
gerak yang terdiri dari level, jarak, atau cakupan gerak), waktu
sebagai jeda (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap,
posisi, dan kedudukan), tenaga untuk menghayati gerak (kualitas
gerak berhubungan dengan kuat, lemah, elastis dan kaku dan
personifikasi gerakan).
Gerak sebagai unsur penting suatu tarian akan selalu
berhubungan dengan ruang, waktu, dan tenaga. dimulai dari pengerutan dan peregangan otot, kontraksi otot, dan
kapasitas perubahan volume ruang dan perpindahan tempat yang
direpresentasikan melalui waktu gerakan dilakukan.
Gerakan tubuh manusia dalam wujud gerak sehari-hari,
gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja, gerakan pencak-silat,
serta gerak untuk berkesenian. Jenis gerakan seperti tersebut
diatas, apabila harus diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada
puncaknya harus distilisasi atau didistorsi.
Tari merupakan relaksasi dan penegangan otot yang secara
penghayatan menghasilkan ekspresi gerak untuk berkesenian.
Gerakan tari berwujud jenis gerak yang telah distilisasi atau
didistorsi. Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan
mengalir, tegas terputus-putus, dan tegang-kendur dan gabungan
lemas-kencang, lambat-cepat, patah-patah-mengalir dan sebagainya
adalah bentuk distorsi dan stilisasi gerak yang menjadi ciri pembeda
gerakan sehari-hari dengan gerakan tari.
Gerakan tubuh manusia secara umum terbagi menjadi tiga
wilayah gerak. Menurut Evelyn Pearch gerakan berpusat pada
anggota gerak bagian atas (Caput) anggota gerak bagian tengah
(Thorax), dan anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix). Masingmasing
anggota gerak dapat bergerak masing-masing serta pada
kapasitas lebih variatif dapat bergerak secara koordinatif. Pembagian
wilayah gerak dapat dilihat pada uraian di bawah ini sebagai berikut.
· Gerakan berciri stakato atau patah-patah dan mbanyu mili,
biasanya dilakukan untuk memperjelas jenis dan karakter gerak tari.
Ciri dan karakteristik gerak tari yang demikian biasanya dapat
diidentifikasi menjadi gerak tari yang telah diproses melalui stilisasi
gerak. Di bawah ini dapat disimak beberapa motif gerak pada tari
tradisi di indonesia secara umum dapat diikuti adalah sebagai
berikut. Gerak tari yang berkonsep gerakan yang mengalir secara
kontinyu terdapat pada grak tari Bedoyo Songo (Sembilan). Pada
gerak tari yang lebih menekankan pada gerak perubahan secara
cepat, stakato, dan veriasi level pada tari Garapan Tari Gejolak
(Tradisional Jambi)
2. Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari
mencakup aspek gerak yang diungkapkan oleh seorang penari
yang membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat,
dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang tari bersentuhan langsung dengan penari. Ruang
gerak penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau
penari. Di sisi lain, ruang menjadi salah satu bentuk dari
imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian
yang digunakan untuk berpindah tempat, posisi dan kedudukan.
Gambar di bawah ini menunjukan posisi penari yang menghadap
ke samping ruang gerak pada bagian depan, dan belakang
tampak frontal (Tari Jaipongan), Mahasiswa tari sedang olah
tubuh ruang tercipta dari jarak mahasiswa, gerakan olah tubuh,
dan sikap dan posisi berdiri masing-masing mahasiswa.
3. Waktu
Dalam tarian, dinamika tari terwujud melalui cepat-lambat
gerakan dilakukan oleh penari. Unsur dinamika ini apabila
dijabarkan membutuhkan waktu gerak. Penari bergerak
menggunakan bagian anggota tubuh dengan cara berpindah
tempat, berubah posisi, dan merubah kedudukan tubuh
membutuhkan waktu.
Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perpindahan,
perubahan posisi, dan perubahan kedudukan tubuh
membutuhkan waktu. Perubahan gerak, perpindahan tempat,
dan penempatan kedudukan sikap tubuh ekuivalen dengan
kebutuhan waktu yang dapat dijelaskan melalui cepat-lambat,
panjang-pendek, dan banyak-sedikit gerakan dilakukan butuh di
dalam proses yang terjadi. Dengan demikian waktu menjadi
bagian integral dari gerakan yang dilakukan.
Tempo gerakan merupakan panjang-pendek, cepat-lama
gerakan dilakukan. Waktu dalam tari dimensi dari tempo gerak.
Tempo gerak dapat membangun imaji tari secara keseluruhan
dalam bentuk garapan tari atau koreografi tari.
4. Tenaga
Dalam gerak tari yang diperagakan indikasi yang
menunjukkan intensitas gerak menjadi salah satu faktor gerakan
tersebut dapat dilakukan dan dihayati. Tenaga terwujud melalui
kualitas gerak yang dilakukan.
Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang
disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan penari merupakan
bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Penghasil gerak
dalam hubungannya dengan penggunaan tenaga dalam mengisi
gerak tari sehingga menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan
antiklimak merupakan cara membangun tenaga dalam menari.
Ekstensi (penegangan) dan relaksasi (pengendoran) gerak
secara keseluruhan berhubungan dengan kualitas, intensitas, dan
penghayatan gerak tari. Teknik mengakumulasi kualitas dan
intensitas gerak tari seyogyanya dikordinasikan melalui perintah
kerja otak secara kordinatif. Apabila hal ini dapat terkontrol, maha masalah yang lain berhubungan dengan kebutuhan tenaga untuk
gerakan tari menjadi semakin terkontrol, terkendali, dan memenuhi
harapan.
Penyaluran tenaga dan ekspresi memberi kehidupan watak
tari semakin nyata. Perhatikan gambar di bawah ini adalah penari
putri yang ditopang serta kekuatan dekatan pada penari
berpasangan, kekuatan lompatan penari pria pada saat melayang.
Gambar tersebut menunjukan intensitas dan tensi gerakan yang
terpusat pada inti gerakan).
5. Ekspresi
Perlu para siswa ketahui, dalam kehidupan sehari-hari,
manusia mengekspresikan diri bergantung pada situasi psikologis
yang bersangkutan dalam menghadapi berbagai masalah. Ekspresi
diri manusia secara umum berbeda cara dan ungkapnannya.
Ungkapan ekspresi di dalam tari lebih cenderung dimanipulasi atau
sering disebut distilisasi. Perbedaan ekspresi diri secara langsung
dan ekspresi tari berhubungan terletak pada perubahan psikologis
pembawaan suatu karakter. Ungkapan penghayatan ekspresi diri
terletak pada perbedaan ekspresi sehari-hari lebih vulgar.
Sebagai ilustrasi, marah, sedih, dan senyum dalam
kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan dengan berbagai cara
sesuai kepekaan diri di dalam melakukan luapan kemarahan dan
rasa senyum. Dalam tari semua ungkapan yang diperagakan harus
distilisasi/didistorsi, sehingga wujud ungkapannya menjadi berbeda
dengan keadaan sehari-hari. Di sinilah letak pembeda cara
menghayati sebuah ungkapan ekspresi diri dan penghayatan
karakter dalam seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui
tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang yang selanjutnya
dikomunikasikan kepada penonton/pengamat menjadi bentuk
gerakan jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang
dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut
menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan,
desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
Gambar pada lembaran ini dan berikut adalah ekspresi tari yang
berbeda-beda.
KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kami panjatkan ke Hadurat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada hambanya,
sehingga kami dapat menyajikan buku “Seni Tari” ini kepada para
pembaca.
Buku Seni Tari ini disusun terutama untuk menunjang
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2004 Sekolah Menengah Kejuruan Seni Pertunjukan. Buku ini dapat
digunakan siswa untuk menggali dan meletakdasarkan pengetahuan
tentang tari agar mereka dapat menjadi tenaga yang profesional dan
siap pakai pada mampu terjun di kalangan masyarakat. Melalui buku
ini siswa dapat mengembangkan pengetahuannya di bidang tari
sebagai bekal penunjang kemampuannya, dan untuk menghadapi
era teknologi dan informasi yang makin meng “global”.
Penetapan penulisan buku ini adalah sebagai alternatif
dalam upaya pengembangan wawasan dan pengetahuan tentang
tari khususnya hubungannya dengan pendidikan tari. Materi yang
disajikan lebih ditekankan pada teori semi praktis diharapkan agar
mudah dipahami. Oleh karena itu, buku ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca.
Penyusunan buku ini pada dasarnya mengacu pada
beberapa sumber, data-data dokumen bidang tari, serta
pengetahuan yang dimiliki penulis selama menekuni bidang tari.
Secara kolaboratif, dasar penetapan penulisan buku mendapat
amanah tentang misi bahwa sistem pendidikan Nasional yang
dikembangkan di Indonesia masih kurang menaruh perhatian
terhadap out, sehingga penafsiran terhadap komponen pendidikan
membias untuk ditafsirkan.
Dalam rangka pengembangan ke arah tujuan yang
diharapkan, maka secara konseptual buku ini disusun berdasarkan
konsep penulisan yang dari apa yang harus dikuasi oleh peserta
didik, pecinta tari, anak yang belajar tari. Dengan munculnya
pertanyaan dasar tersebut maka penulis mengidentifikasi beberapa
kemungkinan yang dapat dijadikan bahwa sebagai kajian untuk
menulis buku yang dibutuhkan peserta didik, pecinta tari, dan anak
yang belajar menari sebagai obyek.
Tahap awal yang telah teridentifikasi adalah bahwa yang
dibutuhkan oleh obyek adalah pengetahuan tentang wawasan tari,
bagaimana cara bergerak efektif dan efesien, cakupan pengetahuanSENI TARI
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008
Direktur Pembinaan SMK
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
PETA KOMPETENSI ......................................................................... iv
DAFTAR ISI .........................................................................................v
BAB I ...................................................................................................1
WAWASAN SENI ................................................................................1
A. KEBUDAYAAN DAN PERMASALAHANNYA .................................1
B. PENGERTIAN KESENIAN ..............................................................5
C. WAWASAN SENI DAN PROSES KREATIF, SERTA
PENDIDIKAN KESENIAN ..............................................................8
D. PENGERTIAN TARI ......................................................................19
1. Gerak................................................................................. ………..22
2. Ruang................................................................................ ………..36
3. Waktu ..............................................................................................40
4. Tenaga ............................................................................................42
5. Ekspresi ..............................................................................………45
BAB I
WAWASAN SENI
A. Kebudayaan dan Permasalahannya
Budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi bermakna akal
dan batin yang digunakan untuk menimbang perbuatan baik dan
buruk, benar dan salah. Makna perbuatan di dalamnya dilihat dari
watak, perangai, tabiat, akhlak perbuatan baik dengan ikhtiar.
Di sisi lain, daya mengandung arti tenaga, kekuatan, pengaruh,
cara atau jalan akal dalam berikhtiar. Dengan demikian budaya
berarti kekuatan yang mendorong seseorang untuk bertabiat baik,
benar dengan melalui cara-cara yang dapat menimbang perbuatan
yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Pakar budaya Kuntjoroningrat dalam buku Simbolisme
Budaya Jawa yang dikutip Budiono H, menyatakan bahwa kata
budaya berasal dari bahasa Sansekerta (bhuddhayah) adalah
bentuk jamak dari buddi yang berarti budi dan akal. Selanjutnya,
Koencoroningrat menguraikan dan menjabarkan bahwa kebudayaan
terdiri dari tujuh unsur universal dan terdiri dari aspek-aspek sebagai
berikut di bawah ini.
Tujuh (7) unsur kebudayaan adalah sebagai berikut:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan,
2. Sistem dan organisasi kerjasama,
3. Sistem pengetahuan,
4. Bahasa,
5. Kesenian,
6. Sistem mata pencaharian hidup,
7. Sistem teknologi dan peralatan,
Para siswa yang kami sayangi, mengacu pada ke tujuh unsur
kebudayaan tersebut di atas, salah satu yang akan dibahas dalam
buku ini adalah kesenian. Kesenian khususnya menyangkut salah
satu aspek seni yakni seni tari.
Kesenian dalam bentuk kegiatan merupakan budi daya
manusia. Kesenian merupakan perwujudan gagasan-gagasan
tradisional yang diperoleh secara historis.
B. Pengertian Kesenian
Para siswa yang bahagia, dalam banyak buku antropologi
disebutkan bahwa salah satu cabang kebudayaan adalah kesenian.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa kebudayaan sebagai
keseluruhan cara hidup manusia, dalam bentuk warisan sosial yang
diperoleh seseorang dan kelompoknya serta merupakan bagian
yang dianggap jamak bagi lingkungan dan komunitasnya harus
diwariskan. Hal tersebut berhubungan dengan penjabaran konsep
dan replika penciptaan manusia.
Menurut Kuncoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam
tiga sistem, yakni pertama sistem budaya yang lazim disebut adatistiadat.
Kedua sistem sosial yang merupakan suatu rangkaian
tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, system teknologi
sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan
jasmaniahnya.
Bagaimana manusia menghargai ketiga sistem di atas, pada
sesungguhnya manusia itu sendiri butuh aktivitas demi menjamin
terpenuhinya kebutuhan. Hal penting yang diperlukan untuk
menyatakan maksud adalah peran fungsi budaya dalam tatanan
kehidupan secara lahiriah dan batiniah.
Cabang Kesenian (Jenis-jenis Seni):
1. Seni rupa,
2. Seni musik,
3. Seni tari,
4. Seni teater,
5. Seni kerajinan,
6. Seni berwawasan teknologi
7. Seni-seni lainnya.
1. Seni Rupa,
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa
memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur
rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk
gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan
multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa
adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis,
kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan
memahami dan berkarya grafis, kemampuan memahami dan
membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan
berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini pada
dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang
mampu menguasai bidang kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan
dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu
bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan
wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan
dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada
bagian atas.
Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara
sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar
perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud
mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar,
lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan
dengan unsur cabang kesenian.
2. Seni Musik,
Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain
dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud
sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan
instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik
Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik
tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong,
gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba.
Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum,
musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari
seni musik meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik,
pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan
seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat.
Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi,
kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir
dalam banyak alat atau instrumen secara terampil, serta
kemampuan memahami dan membuat multimedia.
Seni musik yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai
medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur,
bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada
eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun
harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas
masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis,
eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan
musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada.
Seni musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance
hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang
berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi,
interval, dan harmoni secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya.
Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi
dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan
kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab
itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara
penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton.
Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami,
dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik
dengan penghayat musiknya.
3. Seni Teater,
Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan
memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan
membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang
casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata
teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai
perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar
dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara
teknis dalam berkarya teater.
4. Seni Tari,
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak
yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi
sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu
dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan,
kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau
penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup
praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari
tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan
tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan
memahami dan berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan
khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain
diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan
aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern.
kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia
hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya
manusia dalam adaptasinya dengan teknologi.
Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta
diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari
untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai
salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud
performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual
masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu
penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol
dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis
tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk
dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian
tersebut berasal.
D. Pengertian Tari
Para siswa yang budiman, perlu kami jelaskan di sini bahwa
di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang pengertian tari.
Pendapat tentang tari tersebut mendefinisikan, bahwa secara
simulasi memiliki pengertian beragam.
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk
gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta (Haukins:
1990, 2). Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga
dikemukakan oleh La Meri, di sini ungkapan dimaksud lebih diubah
proporsinya menjadi bentuk obyektif.
Di sisi lain diungkapkan oleh Soedarsono, tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang
indah. Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih
berirama. Porsi alur gerak anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi
musik atau gamelan. Di mana bunyi gamelan diatur oleh irama yang
sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Soeryodiningrat).
Dalam koridor yang tetap berorientasi pada gerak Curt Sach
menjelaskan bahwa tari merupakan gerak yang ritmis. Apabila dikaji
secara menyeluruh, dapat diosimpulkan bahwa tari adalah gerak
ritmis yang indah yang diiringi musik dan membentuk kesatuan
maksud yang dapat digunakan untuk menjelaskan makna yang
menyusunnya.
Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak secara
aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan
waktu. Oleh sebab itu, tari secara umum merupakan bentuk
penjabaran dari gerak, ruang, tenaga, dan waktu.
Tari secara prinsip banyak diasumsikan oleh banyak
kalangan sebagai cabang seni yang memiliki elemen dasar berupa
gerak. Tari secara akumulatif adalah keindahan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah.
1. Gerak
Unsur utama tari adalah gerak. Gerak pada dasarnya
merupakan fungsionalisasi dari tubuh manusia (anggota gerak
bagian kepala, badan, tangan, dan kaki), ruang secara umum (ruang
gerak yang terdiri dari level, jarak, atau cakupan gerak), waktu
sebagai jeda (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap,
posisi, dan kedudukan), tenaga untuk menghayati gerak (kualitas
gerak berhubungan dengan kuat, lemah, elastis dan kaku dan
personifikasi gerakan).
Gerak sebagai unsur penting suatu tarian akan selalu
berhubungan dengan ruang, waktu, dan tenaga. dimulai dari pengerutan dan peregangan otot, kontraksi otot, dan
kapasitas perubahan volume ruang dan perpindahan tempat yang
direpresentasikan melalui waktu gerakan dilakukan.
Gerakan tubuh manusia dalam wujud gerak sehari-hari,
gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja, gerakan pencak-silat,
serta gerak untuk berkesenian. Jenis gerakan seperti tersebut
diatas, apabila harus diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada
puncaknya harus distilisasi atau didistorsi.
Tari merupakan relaksasi dan penegangan otot yang secara
penghayatan menghasilkan ekspresi gerak untuk berkesenian.
Gerakan tari berwujud jenis gerak yang telah distilisasi atau
didistorsi. Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan
mengalir, tegas terputus-putus, dan tegang-kendur dan gabungan
lemas-kencang, lambat-cepat, patah-patah-mengalir dan sebagainya
adalah bentuk distorsi dan stilisasi gerak yang menjadi ciri pembeda
gerakan sehari-hari dengan gerakan tari.
Gerakan tubuh manusia secara umum terbagi menjadi tiga
wilayah gerak. Menurut Evelyn Pearch gerakan berpusat pada
anggota gerak bagian atas (Caput) anggota gerak bagian tengah
(Thorax), dan anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix). Masingmasing
anggota gerak dapat bergerak masing-masing serta pada
kapasitas lebih variatif dapat bergerak secara koordinatif. Pembagian
wilayah gerak dapat dilihat pada uraian di bawah ini sebagai berikut.
· Gerakan berciri stakato atau patah-patah dan mbanyu mili,
biasanya dilakukan untuk memperjelas jenis dan karakter gerak tari.
Ciri dan karakteristik gerak tari yang demikian biasanya dapat
diidentifikasi menjadi gerak tari yang telah diproses melalui stilisasi
gerak. Di bawah ini dapat disimak beberapa motif gerak pada tari
tradisi di indonesia secara umum dapat diikuti adalah sebagai
berikut. Gerak tari yang berkonsep gerakan yang mengalir secara
kontinyu terdapat pada grak tari Bedoyo Songo (Sembilan). Pada
gerak tari yang lebih menekankan pada gerak perubahan secara
cepat, stakato, dan veriasi level pada tari Garapan Tari Gejolak
(Tradisional Jambi)
2. Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari
mencakup aspek gerak yang diungkapkan oleh seorang penari
yang membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat,
dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang tari bersentuhan langsung dengan penari. Ruang
gerak penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau
penari. Di sisi lain, ruang menjadi salah satu bentuk dari
imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian
yang digunakan untuk berpindah tempat, posisi dan kedudukan.
Gambar di bawah ini menunjukan posisi penari yang menghadap
ke samping ruang gerak pada bagian depan, dan belakang
tampak frontal (Tari Jaipongan), Mahasiswa tari sedang olah
tubuh ruang tercipta dari jarak mahasiswa, gerakan olah tubuh,
dan sikap dan posisi berdiri masing-masing mahasiswa.
3. Waktu
Dalam tarian, dinamika tari terwujud melalui cepat-lambat
gerakan dilakukan oleh penari. Unsur dinamika ini apabila
dijabarkan membutuhkan waktu gerak. Penari bergerak
menggunakan bagian anggota tubuh dengan cara berpindah
tempat, berubah posisi, dan merubah kedudukan tubuh
membutuhkan waktu.
Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perpindahan,
perubahan posisi, dan perubahan kedudukan tubuh
membutuhkan waktu. Perubahan gerak, perpindahan tempat,
dan penempatan kedudukan sikap tubuh ekuivalen dengan
kebutuhan waktu yang dapat dijelaskan melalui cepat-lambat,
panjang-pendek, dan banyak-sedikit gerakan dilakukan butuh di
dalam proses yang terjadi. Dengan demikian waktu menjadi
bagian integral dari gerakan yang dilakukan.
Tempo gerakan merupakan panjang-pendek, cepat-lama
gerakan dilakukan. Waktu dalam tari dimensi dari tempo gerak.
Tempo gerak dapat membangun imaji tari secara keseluruhan
dalam bentuk garapan tari atau koreografi tari.
4. Tenaga
Dalam gerak tari yang diperagakan indikasi yang
menunjukkan intensitas gerak menjadi salah satu faktor gerakan
tersebut dapat dilakukan dan dihayati. Tenaga terwujud melalui
kualitas gerak yang dilakukan.
Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang
disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan penari merupakan
bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Penghasil gerak
dalam hubungannya dengan penggunaan tenaga dalam mengisi
gerak tari sehingga menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan
antiklimak merupakan cara membangun tenaga dalam menari.
Ekstensi (penegangan) dan relaksasi (pengendoran) gerak
secara keseluruhan berhubungan dengan kualitas, intensitas, dan
penghayatan gerak tari. Teknik mengakumulasi kualitas dan
intensitas gerak tari seyogyanya dikordinasikan melalui perintah
kerja otak secara kordinatif. Apabila hal ini dapat terkontrol, maha masalah yang lain berhubungan dengan kebutuhan tenaga untuk
gerakan tari menjadi semakin terkontrol, terkendali, dan memenuhi
harapan.
Penyaluran tenaga dan ekspresi memberi kehidupan watak
tari semakin nyata. Perhatikan gambar di bawah ini adalah penari
putri yang ditopang serta kekuatan dekatan pada penari
berpasangan, kekuatan lompatan penari pria pada saat melayang.
Gambar tersebut menunjukan intensitas dan tensi gerakan yang
terpusat pada inti gerakan).
5. Ekspresi
Perlu para siswa ketahui, dalam kehidupan sehari-hari,
manusia mengekspresikan diri bergantung pada situasi psikologis
yang bersangkutan dalam menghadapi berbagai masalah. Ekspresi
diri manusia secara umum berbeda cara dan ungkapnannya.
Ungkapan ekspresi di dalam tari lebih cenderung dimanipulasi atau
sering disebut distilisasi. Perbedaan ekspresi diri secara langsung
dan ekspresi tari berhubungan terletak pada perubahan psikologis
pembawaan suatu karakter. Ungkapan penghayatan ekspresi diri
terletak pada perbedaan ekspresi sehari-hari lebih vulgar.
Sebagai ilustrasi, marah, sedih, dan senyum dalam
kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan dengan berbagai cara
sesuai kepekaan diri di dalam melakukan luapan kemarahan dan
rasa senyum. Dalam tari semua ungkapan yang diperagakan harus
distilisasi/didistorsi, sehingga wujud ungkapannya menjadi berbeda
dengan keadaan sehari-hari. Di sinilah letak pembeda cara
menghayati sebuah ungkapan ekspresi diri dan penghayatan
karakter dalam seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui
tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang yang selanjutnya
dikomunikasikan kepada penonton/pengamat menjadi bentuk
gerakan jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang
dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut
menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan,
desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
Gambar pada lembaran ini dan berikut adalah ekspresi tari yang
berbeda-beda.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon